Selasa, 22 Maret 2011
TUHANPUN BENGONG
Pada suatu senja yang temaram, di salah satu masjid tua di tengah Kota mataram. Dua orang duduk bersisian di pojok belakang. Sang gadis tampak kikuk dan asing, sedangkan sang pria terlihat begitu terbiasa dan menikmati suasana yang ada. Sesaat sebelum ekaristi dimulai dua orang itu memejamkan mata dan meronce doa.
Inilah doa yang keluar dari sang pria “Tuhan aku bersyukur untuk seseorang yang boleh ada disampingku saat ini. Jikalau aku boleh memohon, kiranya Kau berikan sosok yang ada di dekatku ini untuk menjadi pendamping hidupku. Dalam tanganMu sajalah kuserahkan semuanya. Amin”.
dan ini doa sang gadis “Bapa aku bersyukur untuk kebersamaanku dengan dia saat ini. Tapi aku tahu kami tak mungkin bersama. Aku mohon supaya Engkau menjagai hatiku ya Allah. Beri aku hati yang bisa menerima semua keadaan dan tetap setia dengan dia yang jauh di sana. Dalam namaMu doa ini kupanjatkan. Amin”.
Iblis di kejauhan mulai tersenyum.
Sedangkan di kota lain yang berjarak ratusan kilometer seorang pria juga tengah berlutut sambil berdoa “Bapa aku bersyukur untuk semua hal yang boleh terjadi dalam hidupku. Saat ini kuserahkan dia yang jauh di sana ke dalam tanganMu. Kiranya Engkau jagai dia senantiasa dan Kau berkati dia dengan semua hal-hal yang baik. Dalam tanganMu doa ini aku peralaskan. Amin”.
Malaikat penjaga tersenyum.
Tuhan pun tersenyum. Entah doa siapa yang akan Dia kabulkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar